Kamis, 01 Maret 2012

PEMODELAN SISTEM TINGKAT PENDIDIKAN- KEKAYAAN-KECANTIKAN-



b.      Penjelasan mengana logika umum (deduktif) keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya
1.      Tingkat Pendidikan dengan Kekayaan
Awal mula asumsi mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan kekayaan dimulai dengan hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan (Bruce E. Kaufman dan Julie L. Hotchkiss, 1999 dalam Atmanti 2005). Pola ini menjelaskan mengenai hubungan bagaimana dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memperoleh penghasilan yang tinggi. Salah satu faktor pengukuran dari kekayaan yaitu faktor penghasilan, sehingga dalam hal ini penghasilan mampu menjelaskan mengenai kekayaan yang dimilikinya.
Dan juga dijelaskan mengenai penelitian yang berkaitan dengan investasi sumber daya manusia melalui pendidikan yang dilakukan oleh Atmanti (2005) yang menjelaskan secara eksplisit bahwa dengan melakukan investasi sumber daya manusia dengan pendidikan akan juga meningkatkan upah penghasilan dengan memperoleh kerja yang baik. Hal tersebut ditegaskan oleh Elwin Tobing (2005) bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih rendah (Atmanti, 2005). Berarti dijelaskan secara konseptual bahwa ada tingkat pendidikan mampu mempengaruhi kekayaan.
Sedangkan hubungan antara kekayaan mempengaruhi tingkat pendidikan dapat dijelasakan dengan model penelitian literature penelitian atmanti (2005) yang dilakukan Bruce E. Kaufman dan Julie L. Hotchkiss, (1999) mengungkapkan bahwa investasi biaya untuk meningkatkan pembelajaran hingga mencapai perguruan tinggi akan memberikan keuntungan jauh lebih besar dari pada lulusan SMA atau dibawahnya. Investasi ini sudah dilakukan oleh negara maju dengan pendapatan keluarga yang jauh lebih tinggi daripada negara berkembang.
Selain itu menurut Friedrich Huebler dalam penelitian mengenai hubungan kekayaan dengan tingkat pendidikan yang menjelaskan bahwa ada korelasi antara keduanya, dalam hal ini penelitian dari Huebler mendeskripsikan mengenai kekayaan rumah tangga (keluarga/ house wealth) yang mempengaruhi tingakat pendidikan. Berikut ini merupakan gambaran mengenai pendapat Huebler mengenai kekayaan rumah tangga tiap negara dengan tingkat pendidikan. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam gambar dibawah ini.
Data diatas merupakan data yang diambil oleh DHS dan survei MICS mengumpulkan data tentang aset kekayaan yang dimiliki oleh keluarga misalnya, penyediaan air dan sanitasi, bahan rumah, radio, telepon, kulkas, sepeda, mobil, dan ternak - yang dapat digunakan untuk membangun sebuah indeks kekayaan rumah tangga/ keluarga (Filmer dan Pritchett 2001). Dengan indeks ini adalah untuk memberikan peringkat rumah tangga dari terkaya hingga termiskin. Rumah tangga kemudian dapat dibagi ke dalam desil kekayaan, masing-masing berisi 10 persen dari populasi sampel. Sedangkan tingkat pendidikan diukur dari lamanya belajar seperti tidak lulus SD diberi nilai 3 dan jika sampai lulus perguruan tinggi mendapatkan nilai 16 dan lain sebagainya.
Hasilnya adalah hubungan positif antara kedua variabel yaitu kekayaan dan tahun pendidikan di tingkat rumah tangga. Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat memperoleh lebih kaya dibandingkan dengan pendidikan kurang. Pada saat yang sama, anggota rumah tangga kaya lebih mudah memberikan pendidikan daripada anggota rumah tangga miskin. Pada akhir ekstrim, keluarga sangat miskin tidak hanya kekurangan sumber daya keuangan untuk mengirim anak mereka ke sekolah, mereka juga mungkin harus mengandalkan pendapatan dari pekerja anak untuk menjamin kelangsungan hidup semua orang di rumah tangga.
Oleh sebab itu secara konseptual hubungan antara keduanya ada hubungan korelasi yaitu saling mempengaruhi. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kekayaan dapat dijelaskan bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan meningkatkan kekayaan dengan seiring peningkatan jumlah penghasilan, sedangkan hubungan antara kekayaan dengan tingkat pendidikan dapat dijelaskan bahwa dengan kekayaan akan memberikan kemudahan dalam meningkatkan tingkat pendidikan.  
2.      Hubungan antara Kekayaan dengan Kecantikan
Dalam bahasan kedua variabel yaitu hubungan kekayaan dengan kecantikan belum menemukan literature penelitian sebelumnya baik jurnal, makalah, symposium dan laen sebagainya, sehingga secara konseptual kedua variabel tersebut belum bisa dijelaskan.
3.      Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Kecantikan
Dalam bahasan kedua variabel yaitu hubungan tingkat pendidikan dengan kecantikan belum menemukan literature penelitian sebelumnya baik jurnal ilmiah, makalah, symposium dan laen sebagainya, sehingga secara konseptual kedua variabel tersebut belum bisa dijelaskan.

c.       Penjelasan logika empiris atau faktual (induktif) keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Logika empiris atau factual merupakan logika terbalik dari logika konseptual. Logika ini dikemukan dari fakta yang ada dalam kenyataan/ obyek yang diteliti. Berikut ini merupakan penjabaran logika empiris mengenai model diatas;
1.      Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kekayaan
Hubungan pertama merupakan pengaruh antara tingkat pendidikan mempengaruhi kekayaan dimana dapat dijelaskan dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan besar lebih luas. Selain itu dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki modal pengetahuan juga semakin banyak untuk ditransfer dalam bentuk wirausaha sehingga individu mampu untuk meningkatkan pendapatan diri sendiri. Dalam hal ini pendapatan merupakan unsur utama menyumbang kekayaan individu. Sebagai contoh obyek penelitian yang pernah saya lakukan adalah di UKM Kasongan Bantul, dimana salah satu responden saya merupakan lulusan S3 yaitu Timboel Raharjo yang jauh lebih sukses dalam hal pendapatan perusahaan, kreativitas, jaringan konsumen dan mampu mentransformasikan pengetahuan ke pengrajin lainnya. Dalam kenyataannya Pak Timboel lebih sukses secara financial/ kaya dari pada masyarakat umumnya yang tingkat pendidikan lebih rendah. 
Hubungan kedua merupakan hubungan antara kekayaan mempengaruhi tingkat pendidikan dimana dapat dijelaskan bahwa dengan memiliki kekayaan maka kesempatan individu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah diperoleh. Kenyataannya, ketika strata social sangat berarti bagi masyarakat umum di Indonesia, dimana acuan peningkatkan strata social tersebut tidak hanya dinilai dari ekonomi/kekayaan juga dalam hal tingkat pendidikan, oleh sebab itu saat ini banyak orang yang kaya meningkatkan level pendidikan. Sebagai contoh individu yang kaya meningkatkan pendidikan untuk memperoleh promosi jabatan.
2.      Hubungan antara kekayaan dengan kecantikan
Para ilmuwan menggambarkan keindahan sebagai penjumlahan rata-rata. Secara geometris, ini adalah konfigurasi dari garis simetris. Secara matematis, keindahan dinyatakan sebagai rasio 1,618 (Artikel Xecocrates). Beberapa dari definisi kecantikan ini mungkin tampak seperti ilmu pengetahuan yang berpikiran tinggi namun itu semua pra-diprogram ke dalam otak setiap orang untuk menilai kecantikan. Dan tidak perlu memikirkan hal itu atau memahami cara kerjanya karena itu sudah menjadi bagian dari kabel genetik dalam pribadi setiap orang untuk melihat kecantikan. Ini adalah apa yang memungkinkan kita untuk mengenali keindahan langsung dan otomatis. Kecantikan dapat di tinjau tidak hanya manusia, namun bisa di aplikasikan pada obyek, gagasan maupun binatang. Namun dalam hal ini kecantikan saya definiskan dalam hal kecantikan manusia (perempuan).
Hubungan pertama anatara kekayaan mempengaruhi kecantikan yaitu dengan kekayaan maka individu mampu meningkatkan kecantikan. Hal ini secara obyektif sudah terlihat artis yang menciptakan keindahan dalam diri sendiri atau meningkatkan daya arik estetika yang ada pada diri mereka. Sebagian besar waktu, orang-orang terkenal yang cantik adalah orang-orang mencari hanya rata-rata (tidak harus bingung dengan averageness genetik) yang mampu menukar kekayaan dengan melakukan botox, operasi plastik dan semua perangkat tambahan medis lainnya yang mereka tunduk dalam rangka untuk mencapai kecantikan yang diinginkan. Kebanyakan bintang film tidak begitu menarik sama sekali tanpa makeup mereka. Oleh karena itu hubungan yang dirasakan antara kekayaan mampu mempengaruhi kecantikan dapat didefenisikan dalam hal tersebut.
Sedangkan hubungan antara kecantikan dengan kekayaan dapat dijelaskan bahwa salah satu faktor pengukuran kekayaan berupa warisan, asset fisik, pendapatan, deposit, dan tabungan. Hal ini warisan merupakan tolak ukur dalam hal kekayaan, dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kecantikan mampu merubah nasib menjadi kaya jika menikah dengan orang kaya. Ilustrasi lainnya dapat dilihat dalam pemilihan pekerja industri penerbangan yang tidak hanya mengacu pada tingkat pendidikan saja tetapi juga kecantikan, dalam hal ini kecantikan memudahkan mendapatkan pekerjaan yang memiliki penghasilan tinggi seperti di industri penerbangan. 
3.      Hubungan tingkat pendidikan dengan kecantikan
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecantikan dapat di ilustrasikan dalam obyek manusia dimana dengan semakin tinggi tingkat pendidikan maka individu mampu mengenali diri sendiri dan mendorong untuk memeprbaiki kekurangan diri seperti meningkatkan kecantikan. Hal ini disebabkan karena salah satu pendorong untuk menilai seseorang dilakukan pertama kali oleh keadaan fisik luar individu, dan juga keinginan untuk percaya diri.

Sumber;
http://huebler.blogspot.com/2008/08/wealth.html (International Education Statistic; Analysis by Friedrich Huebler)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar