Senin, 23 April 2012

SERVICE (PELAYANAN)


What the meaning of service? hmmm,. it is important for business to create different with others. now, inovation of technology to creat new product or developt product is necessary for business company but it’s very hight cost and more research and development to do that. otherwise, time is limited and business company have to competitive with other company. get more market share, more profit and more customer, and sho, what should they do for solve that problem?
just have to DIFFERENT,.
Now, business company have to bergaining power and different with other. value add for business not only create new product or inovation of product but it can be perform from how to serve customer. service is strategy and Kotler has define what is service as any activity or benefit that one party can given to another  that is essentially intangible and does not result in he owneship of anything.
So, we can see that service is intangible. it’s can’t measure tend to be quantitative. it’s can measure with qualitative for quality of service. so, service is several thing that it more difficult to protect and copying and of competing services because service is intellectual property.
on the other hand, there are several perception for customer to satisfied of service. it’s depand on segmantation of customer, who are the customer? we can’t same service for different customers. every customer have different expectation and we just follow their expectation of service, something the need charity, speed and good product but otherwise some customer just needs speed or other.
Service is important thing to do not only for CS (Customer Service) but it is fo whole people in business company. from security guard or office boy until CEO. all people have to developt and responsibility of customer services. And it more good if business company not only services what customer need but also what customer want. Service is Completly of Customer who want to Be Satisfaction.

Senin, 05 Maret 2012

Causal Loop Ekosistem Persawahan


Penjelasan:
Gambar diatas merupakan penjelasan dari hubungan timbal balik antara padi, tikus, ular dan elang. Hubungan tersebut tidak hanya berkaitan dengan proses makan-memakan satu sama lainnya, namun juga berhubungan dengan kematian, kelahiran, petani dan penyakit.  Hubungan gambar diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:
a.       Jumlah padi di sawah berhubungan positif terhadap petani dan berhubungan negative terhadap jumalah tikus yang ada di sawah.
b.      Hubungan antara padi dan tikus (A1)
1.1  Causal Loop positif yaitu menjelaskan bahwa padi yang banyak akan meningkatkan jumlah populasi tikus sebab padi merupakan makanan dari tikus.
1.2  Causal Loop negative yaitu menjelakan bahwa tikus yang semakin banyak akan menurunkan jumlah padi sebab padi merupakan makanan dari tikus.
c.       Hubungan antara tikus dan ular (A2)
1.1    Causal Loop positif yaitu menjelaskan bahwa jumlah tikus yang banyak akan meningkatkan jumlah populasi ular sebab tikus merupakan makanan dari ular.
1.2    Causal Loop negative yaitu menjelaskan bahwa jumlah ular yang banyak akan menurunkan jumlah populasi tikus sebab tikus merupakan makanan dari ular
d.      Hubungan antara ular dan elang (A3)
1.1  Causal Loop positif yaitu menjelaskan bahwa jumlah ular yang banyak akan meningkatkan jumlah populasi elang sebab ular merupakan makanan dari ular.
1.2  Causal Loop negative yaitu menjelaskan bahwa jumlah elang yang banyak akan menurunkan jumlah populasi ular sebab ular merupakan makanan dari elang
e.       Kelahiran Tikus (B1)
Jumlah tikus di sawah dipengaruhi secara positif oleh tingkat kelahiran. Hubungan keduanya saling positif dimana populasi yang banyak akan meningkatkan angka kelahiran dan angka kelahiran yang tinggi akan meningkatkan jumlah populasi tikus. Angka kelahiran di pengaruhi oleh fertilitas (konstan).
f.       Kelahiran Ular (B2)
Jumlah ular di sawah dipengaruhi secara positif oleh tingkat kelahiran. Hubungan keduanya saling positif dimana populasi yang banyak akan meningkatkan angka kelahiran dan angka kelahiran yang tinggi akan meningkatkan jumlah populasi ular. Angka kelahiran di pengaruhi oleh fertilitas (konstan).
g.      Kelahiran Elang (B3)
Jumlah elang di sawah dipengaruhi secara positif oleh tingkat kelahiran. Hubungan keduanya saling positif dimana populasi yang banyak akan meningkatkan angka kelahiran dan angka kelahiran yang tinggi akan meningkatkan jumlah populasi elang. Angka kelahiran di pengaruhi oleh fertilitas (konstan).
h.      Kematian Tikus (C1)
Hubungan antara tikus dengan kematian adalah hubungan positif dan negative dimana jumlah populasi tikus yang banyak akan meningkatkan jumlah kematian sedangkan jumlah kematian yang tinggi akan menurunkan jumlah populasi tikus disawah. Angka kematian tikus berhubungan positif dengan petani dan penyakit yaitu semakin tinggi penyakit maka semakin tinggi kematian dan juga semakin tinggi petani membasmi tikus maka semakin tinggi jumlah kematian tikus.
i.        Kematian Ular (C2)
Hubungan antara ular dengan kematian adalah hubungan positif dan negative dimana jumlah populasi ular yang banyak akan meningkatkan jumlah kematian sedangkan jumlah kematian yang tinggi akan menurunkan jumlah populasi ular disawah. Angka kematian ular berhubungan positif dengan petani dan penyakit yaitu semakin tinggi penyakit maka semakin tinggi kematian dan juga semakin tinggi petani membasmi ular maka semakin tinggi jumlah kematian ular.
j.        Kematian Elang (C3)
Hubungan antara elang dengan kematian adalah hubungan positif dan negative dimana jumlah populasi elang yang banyak akan meningkatkan jumlah kematian sedangkan jumlah kematian yang tinggi akan menurunkan jumlah populasi elang disawah. Angka kematian elang berhubungan positif dengan petani dan penyakit yaitu semakin tinggi penyakit maka semakin tinggi kematian dan juga semakin tinggi petani membasmi elang maka semakin tinggi jumlah kematian elang.
Kesimpulan Causal Loop diatas dapat di klasifikasikan dalam 3 hal yaitu :
1.      Berdasarkan hubungan makanan
Berdasarkan hubungan makanan maka hubungan postifi berlaku pada padi dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan elang. Dan berhubungan negative dalam hal jumlah dimana padi berkurang dimakan tikus, tikus berkurang dimakan ular dan ular berkurang dimakan elang.
2.      Berdasarkan kelahiran dan kematian
Berdasarkan kelahiran dan kematian antara tikus, ular dan elang memiliki persamaan yaitu ketiga hewan tersebut berhubungan positif dalam hal kelahiran dan memiliki dua hubungan positif dan negative terhadap kematian.
3.      Berdasarkan faktor luar (petani dan penyakit)
Berdasarkan faktor luar ini berkaitan dengan jumlah padi disawah berhubungan postif dengan petani. Faktor kematian ketiga hewan juga berhubungan dengan penyakit dan petani sedangkan kelahiran ada faktor lain seperti fertilitas dari jumlah populasi hewan.


Take Home Test Pemodelan Sistem - 11916240

Kamis, 01 Maret 2012

ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INDUSTRIAL ENVIRONMENT AND PROMOTION TO THE PERFORMANCE OF THE COMPANY
(Case Study at Small and Medium Enterprises (SME’s) in Kasongan at district of Bantul, Yogyakarta)
      
Environmental industry of Small and Medium industry is the shape of the relationship between industry and industrial circumstances that determine industry in achieving corporate goals. Small and Medium Industry Centers Kasongan is pottery-producing industries that are sold traded both domestically and abroad. The problem in this research is to decrease the performance of small and medium industrial at Kasongan. While the purpose of this study was to find out how the industrial environment, promotion and performance of enterprise and industry and promotion of environmental influences on firm performance either partially or simultaneously. 
      Type of explanatory type of research is research with the unit of analysis in this study a number of 47 respondents for small businesses and 8 respondents to medium businesses drawn from a population of 118 people that small and medium business owners at Kasongan and proportionate sampling using stratified random sampling. Techniques of data collection through direct questioners to the 47 respondents of small and medium enterprises 8 respondents. Data analysis using descriptive statistics and inferential statistics through the test of validity, reliability test, simple linear regression, multiple regression, the coefficient of determination, t test, and the f test with SPSS program.
      Conclusion of the study confirmed that small industrial environment simple categorization while secondary industry is divided into two simple and complex. Promotion of small industries that do not appropriate while the secondary industry is appropriate. Suggestions that can be delivered to small businesses should conduct a more intensive campaign to improve performance for enterprise and medium industries should increase the frequency of promotions. 

Keywords: Environmental Industry, Promotion, Corporate Performance

Presentasi Ujian Sidang 17 Juni 2011

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Kepada yang terhormat Ibu Dra Apriatni Endang Prihartini, MSi selaku dosen pembimbing 1, dan Bpk Dr. Hari Susanta Nugraha selaku dosen pembimbing II, sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena telah membimbing saya dalam proses penyusunan skripsi ini sehingga terselesaikan dengan sangat baik serta yang terhormat Bpk Drs. Nawazirul Lubis, MM selaku dosen wali dan dosen penguji dalam pengujian skripsi ini. Saya ucapkan terima kasih atas waktu yang diberikan kepada saya untuk menyampaikan presentasi tentang skripsi yang telah saya buat. Adapun judul skripsi saya adalah “Analisis Pengaruh Lingkungan Industri dan Promosi terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Kasus Usaha Kecil Menengah Industri Gerabah Kasongan Kab. Bantul, Yogyakarta)”.
      Usaha kecil menengah indusri gerabah Kasongan yang memiliki permasalahan yang berawal dari penurunan kinerja penjualan pada tahun 2009 sebesar 14,44% atau 1,95 Milyar. Selain itu, menurut penelitian sebelumnya juga menjelaskan bahwa manajemen sebagai salah masalah yang terjadi di industri gerabah Kasongan (Tanbunan et.al dalam Wahyudi (2009)) dan juga temuan dari Bank Indonesia (2007) yang menjelaskan bahwa 85% dari penjualan produk Kasongan merupakan konsumen luar negeri dan 15% adalah penjualan langsung, sehingga jika tidak terdapat pesanan dari luar negeri maka menyebabkan penurunan penjualan produk dan akhirnya menurunkan kinerja perusahaan. Dengan permasalahan tersebut, maka peneliti mengambil judul penelitian mengenai pengaruh dari lingkungan industri dan promosi terhadap kinerja perusahaan.         
      Lingkungan Industri merupakan semua kekuatan yang timbul dari luar batas-batas organisasi dan mempengaruhi keputusan serta tindakan di dalam organisasi yang mengarah kepada keadaan lingkungan yang statis-dinamis, sederhana-rumit, dan ketidakpastian lingkungan. Adapun indikator lingkungan industri meliputi pemasok, pembeli, barang pengganti, pendatang baru, dan pesaing. Pemasok meliputi jumlah pemasok bahan baku, keandalan pemasok dan tingkat kemudahaan mencari pemasok lain. Pembeli meliputi volume pembeli, selera pembeli dan pola pembelian. Barang pengganti meliputi kecenderungan berpindah ke produk pengganti, ragam jenis produk pengganti dan inovasi produk pengganti. Pendatang baru meliputi jumlah pendatang baru, tingkat persaingan dan differensiasi produk pendatang baru. Sedangkan pesaing meliputi jumlah pesaing, kualitas pesaing dan luasnya pangsa pasar.  
Promosi merupakan suatu bentuk komunikasi pemasaran yang dilakukan perusahaan memperkenalkan, menginformasikan dan mengajak orang untuk membeli produk yang ditawarkan. Indikator promosi meliputi ragam promosi, frekuensi promosi dan biaya promosi.
Kinerja Perusahaan merupakan keberhasilan perusahaan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang diukur melalui pertumbuhan penjualan, tingkat profitabilitas dan kinerja perusahaan secara keseluruhan. Adapun indikator kinerja perusahaan meliputi tingkat pertumbuhan penjualan, tingkat  pertumbuhan pangsa pasar, efisiensi waktu dan kualitas produk.
Tipe penelitian ini adalah explanatory research yaitu penelitian yang bermaksud menjelaskan mengenai pengaruh lingkungan industri dan promosi terhadap kinerja perusahaan. Hipotesa yang telah dirumuskan sebelumnya dan yang akan diuji yaitu Ada pengaruh signifikan antara lingkungan industri  terhadap kinerja perusahaan, Ada pengaruh signifikan antara promosi  terhadap kinerja perusahaan, dan Ada pengaruh signifikan  antara lingkungan industri  dan promosi terhadap kinerja perusahaan.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah usaha kecil dan menengah Industri Gerabah Kasongan sebanyak 118 usaha. Kemudian dari populasi tersebut diambil responden sebanyak 55 orang dengan menggunakan rumus Slovin. Sedangkan untuk teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling yaitu pengambilan sampel bila populasi mempunyai anggota/ unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Teknik ini termasuk dalam teknik Probability Sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Sehingga di hasilkan untuk industri kecil dengan jumlah sampel 47 pemilik usaha dan sampel 8 pemilik usaha menengah.
Teknik Pengumpulan Data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan pertanyaan terbuka. Adapun skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rating Scale/ Skala Sikap dimana untuk jawaban yang sangat mendukung pertanyaan diberi skor yang tinggi, sedangkan untuk jawaban yang tidak atau kurang mendukung pertanyaan diberi skor rendah. Teknik Analisis yang dipakai dalam penelitian ini adalah Analisa Kuantitatif yaitu teknik mengintepretasikan data yang dapat diukur atau dihitung dengan menggunakan statistik. Adapun rumus statistik yang digunakan adalah:
1. Analisis Tabel Silang digunakan untuk mengetahui persentase pengaruh hubungan variabel independen (Lingkungan Industri dan Promosi) terhadap variabel dependen (Kinerja Perusahaan).
2. Regresi Linear Sederhana merupakan analisis yang didasarkan pada hubungan fungsional ataupun klausal satu variabel independen dengan satu variabel dependen
3. Regresi Linear Berganda untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel independen terhadap satu variabel dependen.
4. Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur presentase variable dependen (Y) yang dijelaskan oleh variabel independen (X).
5. Koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen
Pengujian Hipotesis dengan menggunakan uji t dan uji F. Uji T-test merupakan pengujian secara individual yang dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas (X) secara individual (parsial) berpengaruh atau tidak terhadap variabel terikat (Y) serta digunakan untuk menguji hipotesis 1 dan 2. Uji F ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.
Hasil penelitian secara keseluruhan menyebutkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan antara lingkungan industri terhadap kinerja perusahaan, terdapat pengaruh positif dan signfikan antara promosi terhadap kinerja perusahaan, serta terdapat  pengaruh antara lingkungan industri dan promosi terhadap kinerja perusahaan. Sedangkan hasil penelitian juga menjelaskan bahwa keadaan lingkungan industri kecil dipersepsikan sederhana sedangkan industri menengah dipersepsikan dalam sederhana dan rumit, sedangkan untuk promosi yang dilakukan industri kecil dipersepsikan tidak intensif sedangkan industri menengah dipersepsikan intensif.
Demikian presentasi skripsi saya, apabila ada kesalahan maka saya mengharapkan kritik dan saran dari bapak dan ibu dosen penguji. Apabila ada salah dalam kata dan cara penyampaian, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Wassalamu alaikum Wr. Wb.

PEMODELAN SISTEM TINGKAT PENDIDIKAN- KEKAYAAN-KECANTIKAN-



b.      Penjelasan mengana logika umum (deduktif) keterkaitan antara satu konsep dengan konsep yang lainnya
1.      Tingkat Pendidikan dengan Kekayaan
Awal mula asumsi mengenai hubungan tingkat pendidikan dengan kekayaan dimulai dengan hubungan antara tingkat pendidikan dengan penghasilan (Bruce E. Kaufman dan Julie L. Hotchkiss, 1999 dalam Atmanti 2005). Pola ini menjelaskan mengenai hubungan bagaimana dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi akan memperoleh penghasilan yang tinggi. Salah satu faktor pengukuran dari kekayaan yaitu faktor penghasilan, sehingga dalam hal ini penghasilan mampu menjelaskan mengenai kekayaan yang dimilikinya.
Dan juga dijelaskan mengenai penelitian yang berkaitan dengan investasi sumber daya manusia melalui pendidikan yang dilakukan oleh Atmanti (2005) yang menjelaskan secara eksplisit bahwa dengan melakukan investasi sumber daya manusia dengan pendidikan akan juga meningkatkan upah penghasilan dengan memperoleh kerja yang baik. Hal tersebut ditegaskan oleh Elwin Tobing (2005) bahwa orang yang memiliki tingkat pendidikan lebih tinggi, diukur dengan lamanya waktu untuk sekolah akan memiliki pekerjaan dan upah yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang pendidikannya lebih rendah (Atmanti, 2005). Berarti dijelaskan secara konseptual bahwa ada tingkat pendidikan mampu mempengaruhi kekayaan.
Sedangkan hubungan antara kekayaan mempengaruhi tingkat pendidikan dapat dijelasakan dengan model penelitian literature penelitian atmanti (2005) yang dilakukan Bruce E. Kaufman dan Julie L. Hotchkiss, (1999) mengungkapkan bahwa investasi biaya untuk meningkatkan pembelajaran hingga mencapai perguruan tinggi akan memberikan keuntungan jauh lebih besar dari pada lulusan SMA atau dibawahnya. Investasi ini sudah dilakukan oleh negara maju dengan pendapatan keluarga yang jauh lebih tinggi daripada negara berkembang.
Selain itu menurut Friedrich Huebler dalam penelitian mengenai hubungan kekayaan dengan tingkat pendidikan yang menjelaskan bahwa ada korelasi antara keduanya, dalam hal ini penelitian dari Huebler mendeskripsikan mengenai kekayaan rumah tangga (keluarga/ house wealth) yang mempengaruhi tingakat pendidikan. Berikut ini merupakan gambaran mengenai pendapat Huebler mengenai kekayaan rumah tangga tiap negara dengan tingkat pendidikan. Hal tersebut dapat dijelaskan dalam gambar dibawah ini.
Data diatas merupakan data yang diambil oleh DHS dan survei MICS mengumpulkan data tentang aset kekayaan yang dimiliki oleh keluarga misalnya, penyediaan air dan sanitasi, bahan rumah, radio, telepon, kulkas, sepeda, mobil, dan ternak - yang dapat digunakan untuk membangun sebuah indeks kekayaan rumah tangga/ keluarga (Filmer dan Pritchett 2001). Dengan indeks ini adalah untuk memberikan peringkat rumah tangga dari terkaya hingga termiskin. Rumah tangga kemudian dapat dibagi ke dalam desil kekayaan, masing-masing berisi 10 persen dari populasi sampel. Sedangkan tingkat pendidikan diukur dari lamanya belajar seperti tidak lulus SD diberi nilai 3 dan jika sampai lulus perguruan tinggi mendapatkan nilai 16 dan lain sebagainya.
Hasilnya adalah hubungan positif antara kedua variabel yaitu kekayaan dan tahun pendidikan di tingkat rumah tangga. Orang dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi dapat memperoleh lebih kaya dibandingkan dengan pendidikan kurang. Pada saat yang sama, anggota rumah tangga kaya lebih mudah memberikan pendidikan daripada anggota rumah tangga miskin. Pada akhir ekstrim, keluarga sangat miskin tidak hanya kekurangan sumber daya keuangan untuk mengirim anak mereka ke sekolah, mereka juga mungkin harus mengandalkan pendapatan dari pekerja anak untuk menjamin kelangsungan hidup semua orang di rumah tangga.
Oleh sebab itu secara konseptual hubungan antara keduanya ada hubungan korelasi yaitu saling mempengaruhi. Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kekayaan dapat dijelaskan bahwa dengan tingkat pendidikan yang tinggi maka akan meningkatkan kekayaan dengan seiring peningkatan jumlah penghasilan, sedangkan hubungan antara kekayaan dengan tingkat pendidikan dapat dijelaskan bahwa dengan kekayaan akan memberikan kemudahan dalam meningkatkan tingkat pendidikan.  
2.      Hubungan antara Kekayaan dengan Kecantikan
Dalam bahasan kedua variabel yaitu hubungan kekayaan dengan kecantikan belum menemukan literature penelitian sebelumnya baik jurnal, makalah, symposium dan laen sebagainya, sehingga secara konseptual kedua variabel tersebut belum bisa dijelaskan.
3.      Hubungan antara Tingkat Pendidikan dan Kecantikan
Dalam bahasan kedua variabel yaitu hubungan tingkat pendidikan dengan kecantikan belum menemukan literature penelitian sebelumnya baik jurnal ilmiah, makalah, symposium dan laen sebagainya, sehingga secara konseptual kedua variabel tersebut belum bisa dijelaskan.

c.       Penjelasan logika empiris atau faktual (induktif) keterkaitan antara satu konsep dengan konsep lainnya.
Logika empiris atau factual merupakan logika terbalik dari logika konseptual. Logika ini dikemukan dari fakta yang ada dalam kenyataan/ obyek yang diteliti. Berikut ini merupakan penjabaran logika empiris mengenai model diatas;
1.      Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kekayaan
Hubungan pertama merupakan pengaruh antara tingkat pendidikan mempengaruhi kekayaan dimana dapat dijelaskan dengan memiliki tingkat pendidikan yang tinggi maka kesempatan untuk mendapatkan pekerjaan yang berpenghasilan besar lebih luas. Selain itu dengan tingkat pendidikan yang tinggi memiliki modal pengetahuan juga semakin banyak untuk ditransfer dalam bentuk wirausaha sehingga individu mampu untuk meningkatkan pendapatan diri sendiri. Dalam hal ini pendapatan merupakan unsur utama menyumbang kekayaan individu. Sebagai contoh obyek penelitian yang pernah saya lakukan adalah di UKM Kasongan Bantul, dimana salah satu responden saya merupakan lulusan S3 yaitu Timboel Raharjo yang jauh lebih sukses dalam hal pendapatan perusahaan, kreativitas, jaringan konsumen dan mampu mentransformasikan pengetahuan ke pengrajin lainnya. Dalam kenyataannya Pak Timboel lebih sukses secara financial/ kaya dari pada masyarakat umumnya yang tingkat pendidikan lebih rendah. 
Hubungan kedua merupakan hubungan antara kekayaan mempengaruhi tingkat pendidikan dimana dapat dijelaskan bahwa dengan memiliki kekayaan maka kesempatan individu untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi lebih mudah diperoleh. Kenyataannya, ketika strata social sangat berarti bagi masyarakat umum di Indonesia, dimana acuan peningkatkan strata social tersebut tidak hanya dinilai dari ekonomi/kekayaan juga dalam hal tingkat pendidikan, oleh sebab itu saat ini banyak orang yang kaya meningkatkan level pendidikan. Sebagai contoh individu yang kaya meningkatkan pendidikan untuk memperoleh promosi jabatan.
2.      Hubungan antara kekayaan dengan kecantikan
Para ilmuwan menggambarkan keindahan sebagai penjumlahan rata-rata. Secara geometris, ini adalah konfigurasi dari garis simetris. Secara matematis, keindahan dinyatakan sebagai rasio 1,618 (Artikel Xecocrates). Beberapa dari definisi kecantikan ini mungkin tampak seperti ilmu pengetahuan yang berpikiran tinggi namun itu semua pra-diprogram ke dalam otak setiap orang untuk menilai kecantikan. Dan tidak perlu memikirkan hal itu atau memahami cara kerjanya karena itu sudah menjadi bagian dari kabel genetik dalam pribadi setiap orang untuk melihat kecantikan. Ini adalah apa yang memungkinkan kita untuk mengenali keindahan langsung dan otomatis. Kecantikan dapat di tinjau tidak hanya manusia, namun bisa di aplikasikan pada obyek, gagasan maupun binatang. Namun dalam hal ini kecantikan saya definiskan dalam hal kecantikan manusia (perempuan).
Hubungan pertama anatara kekayaan mempengaruhi kecantikan yaitu dengan kekayaan maka individu mampu meningkatkan kecantikan. Hal ini secara obyektif sudah terlihat artis yang menciptakan keindahan dalam diri sendiri atau meningkatkan daya arik estetika yang ada pada diri mereka. Sebagian besar waktu, orang-orang terkenal yang cantik adalah orang-orang mencari hanya rata-rata (tidak harus bingung dengan averageness genetik) yang mampu menukar kekayaan dengan melakukan botox, operasi plastik dan semua perangkat tambahan medis lainnya yang mereka tunduk dalam rangka untuk mencapai kecantikan yang diinginkan. Kebanyakan bintang film tidak begitu menarik sama sekali tanpa makeup mereka. Oleh karena itu hubungan yang dirasakan antara kekayaan mampu mempengaruhi kecantikan dapat didefenisikan dalam hal tersebut.
Sedangkan hubungan antara kecantikan dengan kekayaan dapat dijelaskan bahwa salah satu faktor pengukuran kekayaan berupa warisan, asset fisik, pendapatan, deposit, dan tabungan. Hal ini warisan merupakan tolak ukur dalam hal kekayaan, dari hal tersebut dapat disimpulkan bahwa dengan kecantikan mampu merubah nasib menjadi kaya jika menikah dengan orang kaya. Ilustrasi lainnya dapat dilihat dalam pemilihan pekerja industri penerbangan yang tidak hanya mengacu pada tingkat pendidikan saja tetapi juga kecantikan, dalam hal ini kecantikan memudahkan mendapatkan pekerjaan yang memiliki penghasilan tinggi seperti di industri penerbangan. 
3.      Hubungan tingkat pendidikan dengan kecantikan
Hubungan antara tingkat pendidikan dengan kecantikan dapat di ilustrasikan dalam obyek manusia dimana dengan semakin tinggi tingkat pendidikan maka individu mampu mengenali diri sendiri dan mendorong untuk memeprbaiki kekurangan diri seperti meningkatkan kecantikan. Hal ini disebabkan karena salah satu pendorong untuk menilai seseorang dilakukan pertama kali oleh keadaan fisik luar individu, dan juga keinginan untuk percaya diri.

Sumber;
http://huebler.blogspot.com/2008/08/wealth.html (International Education Statistic; Analysis by Friedrich Huebler)

Memahami Dinamika Pengelolaan Bisnis (Ringkasan-BUKU-BISNIS-GRIFFIN)


1.      Mengelola Perusahaan Bisnis
Perusahaan bergantung pada manajemen yang efektif baik berkaitan dengan perusahaan internasional maupun perusahaan kecil. Seorang manajer memiliki tanggung jawab dan tugas-tugas yang mencakup usaha mengembangkan strategi dan rencana taktis. Disamping itu, manajer juga harus mampu menganalisis lingkungan persaingan mereka dan merencanakan, mengelola, mengarahkan dan mengontrol operasi sehari-hari. Langkah awal yang dilakukan dalam manajemen yang efektif adalah menetapkan sasaran (goal) atau tujuan yang diharapkan/ direncakan untuk dicapai oleh perusahaan.  Setiap perusahaan harus memiliki sasaran, maka dengan demikian para manajer harus membuat keputusan mengenai tindakan-tindakan yang akan dan tidak akan dicapai oleh perusahaan. Program yang dilakukan oleh manajer tersebut dinamakan strategi, yang merupakan perangkat luas rencana organisasi untuk mengimplementasikan keputusan yang diambil demi mencapai tujuan organisasi. Jenis strategi yang biasanya dipertimbangkan oleh perusahan yaitu (a) Strategi perusahaan (corporate strategy) yang memiliki tujuan untuk menetapkan keseluruhan sikap terhadap pertumbuhan dan cara perusahaan mengelola bisnis atau lini produknya. (b) Strategi bisnis (business strategy) yang berlangsung pada tingkat unit bisnis atau lini produk, berfokus pada peningkatan posisi bersaing perusahaan. (c) Startegi fungsional yaitu para manajer dalam bidang spesifik memutuskan cara terbaik mencapai tujuan perusahaan dengan bekerja seproduktif mungkin.
Selain memilih jenis strategi perusahaan yang dilakukan juga harus menetapkan sasaran bisnis. Sasaran bisnis merupakan target kinerja bisnis yang dilakukan yang merupakan alat ukur keberhasilan atau kegagalan yang diukur oleh organisasi dan manajer pada tiap tingkatan. Tujuan dari penetapan sasaran adalah sebagai berikut:
a.       Penetapan sasaran memberikan arah dan panduan bagi para manajer di semua tingkatan. Jika manajer mengetahui dengan tepat arah perusahaan, akan sedikit kemungkinan terjadinya kesalahan pada berbagai unit di perusahaan.
b.      Penetapan sasaran membantu perusahaan mengalokasikan sumber dayanya.
c.       Penetapan sasaran membantu membangun budaya perusahaan.
d.      Penetapan sasaran membantu manajer menilai kerjanya.
Penetapan sasaran dari setiap perusahaan berbeda-beda tergantung maksud dan misi perusahaan. Setiap perusahaan memiliki tujuan atau alasan hidupnya sendiri dengan memiliki misi yaitu pernyataan cara perusahaan mencapai sasaran dalam lingkungan tepatnya menjalankan bisnis perusahaan. Terlepas dari maksud dan misi perusahaan , maka setiap perusahaan memiliki sasaran (a) jangka panjang yaitu berhubungan dengan sasaran untuk periode yang lebih dari 5 tahun, (b) jangka menengah yaitu sasaran untuk periode antara 1 sampai 5 tahun dan (c) jangka pendek yaitu sasaran untuk periode kurang dari 1 tahun.
Setelah menetapkan sasaran bisnis, maka perusahaan dihadapkan dalam perumusan strategi bisnis. Perumusan strategi bisnis ini di awali dengan penetapan sasaran strategi, sasaran strategi merupakan sasaran jangka panjang yang langsung berasal dari pernyataan misi perusahaan. Setelah menetapkan sasaran strategi selanjutnya melakukan analisis organisasi dan lingkungannya. Analisis lingkungan ini mencakup pengamatan dan penilain lingkungan terhadap segala macam ancaman dan peluang. Sedangkan tujuan analisis organisasi adalah untuk lebih memahami kekuatan dan kelemahan perusahaan. Langkah terakhir dalam perumusan strategi adalah menyesuaikan ancaman dan peluang dari lingkungan terhadap kekuatan dan kelemahan perusahaan. Proses penyesuaian merupakan jantung dari perumusan strategi. Lebih dari segi-segi strategi apa pun, menyesuaikan perusahaan dengan lingkungannya merupakan sadar keberhasilan perencanaan dan pelaksanaan bisnis.
Hierarki dari perencanaan perusahaan dapat dilihat dari tiga tingkatan, pertama rencana strategis yang merefleksikan keputusan mengenai alokasi sumber daya, perioritas perusahaan, dan langkah yang diperlukan untuk memenuhi sasaran strategi. Kedua yaitu rencana taktis adalah rencana jangka waktu yang lebih pendek untuk menerapakan aspek-aspek khusus dari rencana strategis perusahaan. Ketiga yaitu rencana operasional yang disusun oleh manajer di tingkat menengah dan yang lebih rendah, menetapkan target jangka pendek untuk kinerja harian, mingguan atau bulanan.
Dalam melakukan analisis lingkungan bisnis sering terjadi kesalahan yang tidak diharapkan maka dalam perencanaan bisnis dikenal dua metode pengembangan alternatif untuk menangani keadaan tersebut, metode tersebut yaitu perencanaan kontingensi dan manajemen krisis. Perencanaan kontingensi yaitu perencanaan terhadap perubahan dengan mengenali kebutuhan untuk menemukan solusi terhadap aspek-aspek spesifik suatu masalah. Berdasarkan sifatnya rencana kontingensi merupakan perlindungan terhadap perubahan yang mungkin terjadi. Sedangkan manajemen krisis adalah metode organisasi untu menghadapi keadaan darurat yang tidak diharapkan yang memerlukan tanggapan secepatnya.
Manajemen merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan sumber daya financial, manusia serta informasi suatu perusahaan untuk mencapai sasarannya. Perencanaan merupakan proses manajemen yang menetapkan apa yang harus dilakukan organisasi dan bagaimana sebaiknya melakukannya. Pengorganisasian adalah proses manajemen yang menetapkan cara terbaik dalam mengatur sumber daya dan aktivitas organisasi menajdi struktur yang logis. Pengarahan adalah proses manajemen yang memandu dan memotivasi karyawan untuk mencapai sasaran, sedangkan pengawasan adalah proses manajemen yang memonitor kinerja oganisasi untuk memastikan bahwa sasarannya dapat tercapai.
Tipe-tipe manajer yang memegang kendali perusahaan dibagi menjadi 3 tingkatan yaitu (a) manajer puncak yaitu manajer yang bertanggung jawab kepada dewan direksi dan pemegang saham atas keseluruhan kinerja dan efektivitas perusahaan, (b) manajer menengah yaitu manajer yang bertanggung jawab mengimplementasikan strategi, kebijakan, dan keputusan yang dibuat oleh manajer puncak dan (c) manajer lini pertama yaitu manajer yang bertanggung jawab dalam penyelia pekerjaan karyawan. Sedangkan bidang-bidang manajemen yang dikerjakan oleh tingkatan manajer yaitu  manajer sumber daya manusia, manajer operasi, manajer pemasaran, manajer informasi, dan manajer keuangan. Untuk mendukung kemampuan manajerial tiap-tiap bidang, maka seorang manajer harus memiliki keterampilan manajemen. Keterampilan manajemen  harus di kembangkan oleh manajer yang efektif seperti keterampilan teknis, keterampilan hubungan manusia, keterampilan konseptual, keterampilan pengambilan keputusan dan keterampilan pengelolaan waktu. Selain keterampilan tersebut dimiliki oleh manajer, namun saat ini manajer harus memiliki keterampilan baru yang terus berkembang di abad ke-21 yaitu keterampilan global dan keterampilan manajemen daan teknologi.

2.      Mengorganisasikan Perusahaan Bisnis    
Struktur organisasi meruapakan spesifikasi pekerjaan yang harus dilakukan didalam organisasi beserta cara-cara mengaitkan pekerjaan satu dengan lainnya. Sedangkan bagan organisasi adalah diagram yang menggambarkan struktur perusahaan dan memeperlihatkan posisi masing-masing karyawan dalam operasionalnya. Dasar-dasar pembentuk struktur organisasi melalui dua tahap yaitu spesialisasi dan depertementalisasi. Spesialisasia adalah menentukan siapa yang akan mengerjakan apa sedangkan departementalisasi adalah menekankan bagaimana sebaiknya mengelompokkan orang-orang yang melaksanakan tugas-tugas tertentu. Didalam depertamentalisasi dapat dibedakan berdasarkan lini pelanggan, produk, proses, geografis dan fungsional.
Setelah perusahaan dispesialisasikan dan dikelompokkan kedalam departemen yang dapat dikelola, tahap berikutnya dalam pengorganisasian adalah menetapkan hierarki pengambilan keputusan. Tujuan melakukan hierarki pengambilan keputusan adalah untuk mengetahui cara menyusun dan memantabkan kerangka kerja organisasi sehingga setiap orang akan bekerja bersama-sama untuk meraih tujuan bersama. Perkembangan hierarki perusahaan dihasilkan dari proses tiga tahap yaitu:
a.       Menetapkan tugas-tugas yaitu menentukan siapa yang dapat membuat keputusan dan membuat perincian bagaimana seharusnya tugas itu dilakukan. Didalamnya terdapat tanggung jawab dan wewenang dari para pelaku bisnis.
b.       Melaksanakan tugas-tugas yaitu mengimplementasikan keputusan yang telah diambil. Didalamnya terdapat aspek delegasi dan akuntabilitas.
c.       Mendistribusikan wewenang yaitu menentukan apakah akan bersifat tersentralisasi atau terdesentralisasi. Organisasi tersentralisasi yaitu organisasi yang wewenang pengambilan keputusannya dipegang oleh manajemen tingkatan yang lebih tinggi, sedangkan terdesentralisasi yaitu organisasi yang wewenang pengambilan keputusannya sebagian besar didelegasikan ke tingkatan manajemen di bawah manajemen puncak.
Apapun tipe struktur organisasi yang dkembangkan oleh perusahaan,  namun perusahaan tersebut harus memutuskan siapa yang memiliki wewenang atas orang lain. Ada tiga bentuk wewenang dalam organisasi yaitu wewenang lini, wewenang staf dan wewenang komite dan kelompok. Wewenang lini yaitu struktur organisasi yang wewenangnya mengalir dalam rantai komando dari pucuk pimpinan perusahaan ke bawahannya. Wewenang staf yaitu wewenang yang didasarkan pada keahlian dan biasanya berupa tugas memberikan nasihat kepada para manajer. Sedangakn wewenang komite atau kelompok adalah wewenang yang diberikan komite atau kelompok kerja yang terlibat dalam operasional perusahaan sehari-hari.
Ada empat bentuk dasar struktur organisasi yang mencerminkan trend umum yang diikuti sebagian besar perusahaan yaitu:
a.       Organisasional fungsional yaitu pendekatan struktur organisasi yang digunakan oleh sebagian besar perusahaan berukuran kecil atau menengah. Organisasi ini biasanya berbentuk di sekitar fungsi bisnis dasar (pemasaran, operasional dan keuangan). Manfaat pendekatan ini adalah mencakup spesialisasi dibidang-bidang fungsional dan timbulnya koordinasi yang lebih baik diantara mereka.
b.      Organisasional divisional yaitu struktur organisasi dengan divisi-divisi korporasi beroperasi sebagai bisnis yang realatif bersifat otonom dibawah naungan korporasi yang lebih besar. Organisasi yang menggunakan pendekatan ini biasanya memiliki beberapa divisi-departemen yang menyerupai bisnis terpisah yang memproduksi dan memasarkan produk mereka sendiri.
c.       Organisasi matrik yaitu struktur organisasi yang dibentuk berdasarkan kelompok-kelompok dan anggota kelompok melapor kepada dua manajer atau lebih. Organisasi matrik merupakan bentuk yang sangat fleksibel yang dapat segera beradaptasi dalam situasi yang berubah-uabah. Struktur matriks sangat bergantung pada wewenang komite dan tim.
d.      Organisasi interansional yaitu pendekatan struktur organisasi yang dikembangkan untuk merespon kebutuhan memproduksi, membeli, dan menjual di pasar global.
Sedangkan desain organisasi abad ke 21 yang paling populer terdapat organisasi tanpa batas, organisasi tim, organisasi maya, dan organisasi pembelajaran. Selain bentuk struktur organisasi formal juga terdapat organisasi informal. Organisasi informal yaitu tempat orang-orang melakukan pekerjaannya dengan cara yang berbeda dan berinteraksi dengan orang lain dengan cara yang tidak mengikuti lini komunikasi formal.

3.      Mengelola Sumber Daya Manusia dan Hubungan Tenaga Kerja
Manajemen sumberdaya manusia adalah serangkain aktiviats organisasi yang diarahkan pada usaha untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan angkatan kerja yang efektif. Manajemen sumber daya manusia berlangsung dalam konteks lingkungan yang rumit dan selalu berubah serta semakin dianggap penting secara startegis. Sumber daya manusia menjadi faktor penentu keberhasilan pelaksaan organisasi yang efektif.
Perencanaan sumber daya manusia melibatkan analisis pekerjaan dan perkiraan permintaan dan penawan tenaga kerja. Analisis pekerjaan adalah analisis sistematis terhadapa pekerjaan-pekerjaan didalam organisasi. Analisis pekerjaan ini terdiri dari dua bagian yaitu diskripsi pekerjaan dan spesifikasi pekerjaan. Sedangkan dalam penawaran tenaga kerja terdiri dari dua tugas yaitu meramalkan penawaran internal dan meramalkan penawaran eksternal. Setelah itu membuat rencana untuk mencocokkan permintaan dan penawaran sumber daya manusia.
Ketika manajer sudah memutuskan untuk mendapatkan karyawan baru maka kemudian mengalihkan perhatian untuk merekrut dan mempekerjakan bauran orang-orang yang tepat. Rekruetmen merupakan proses menarik orang yang memenuhi syarat untuk mengajukan lamaran atas pekerjaan yang belum terisi. Proses rekruetment di bagi menjadi dua yaitu rekruetmen internal dan eksternal. Setelah melakukan rekruetmen maka setelah itu memilih seseorang untuk dipekerjakan. Tujuan proses seleksi adalah mengumpulkan informasi yang akan memperkirakan tingkat keberhasilan kerja pelamar dan kemudian memperkejakan kandidat yang dianggap berpeluang paling berhasil. Tahap dalam proses seleksi dimulai dari formulir aplikasi, Tes keterampilan, sikap dan pengetahuan, dan wawancara.
Setelah merekrut karyawan baru, maka perusahaan harus memperkenalkan karyawan baru dengan perubahan dan pekerjaan baru mereka. Para manajer juga mengambil langkah-langkah untuk melatih karyawan dan mengembangkan lebih lanjut keterampilan kerja yang diperlukan karyawan. Pelatihan yang dilakukan berupa pelatihan saat bekerja, pelatihan di luar tempat kerja, dan pelatihan simulasi. Setelah manajer melakukan pelatihan dan pengembangan karyawan maka selanjutnya yaitu penilaian kinerja karyawan. Penilaian kinerja merupaka evaluasi atas prestasi kerja karyawan dalam rangka menentukan sejauh mana karyawan melakukan pekerjaan secara efektif.
Kinerja karyawan yang baik bisa di tunjang dengan adanya kompensasi dan tunjangan lain bagi karyawan. Sesungguhnya, faktor utama dalam mempertahankan pekerja terampil adalah sistem kompensasi yaitu paket imbalan total yang diberikan kepada karyawan sebagai imbalan atas tenaga mereka. Walaupun upah dan gaji meruapakan bagian terpenting dari semua sistem kompensasi, yang juga penting adalah insentif dan program tunjangan karyawan. Program insentif merupakan program kompensasi khusus yang dirancang untuk memotivasi kinerja yang tinggi. Program intensif ini bisa berupa insentif individu (bonus, sistem upah berdasarkan prestasi dan upah berdasar kinerja atau upah variabel) dan insentif seluruh perusahaan. Sedangkan satu bagian dari sistem kompensasi yang diberikan hampir setiap perusahaan adalah program tunjangan. Tunjangan adalah kompensasi selain upah dan gaji yang ditawarkan oleh perusahaan kepada para pekerjanya, membentuk prosentase terbesar pada anggaran kompensasi. Perusahaan dituntuntuk oleh undang-undang untuk memberikan jaminan social berupa tunjangan pensiun dan asuransi kompensasi pekerja.
Dalam manajemen sumber daya manusia sangat dipengaruhi oleh undang-undang dan tinjuan pengadilan berkaitan dengan penggunaan manusia sebagai pekerja. Udang-undang ini membahas mengenai kesetaraan kesempatan bekerja yaitu tindakan non diskriminasi yang diwajibkan oleh hukum dalam penempatan tenaga kerja atas dasar ras, keyakinan, jenis kelamin atau asal negara. Tujuannya adalah melindungi orang-orang dari tindakan diskriminasi yang tidak adil atau tidak wajar dalam lingkungan kerjanya. Manajemen sumber daya manusia juga menghadapi sejumlah tantang yang terus berlanjut atas usaha-usaha mereka menjaga agar organisasi mereka berisi angkatan kerja yang efektif. Tantangan sumber daya manusia yang sangat penting berpusat pada keanekaragaman angkatan kerja yaitu kisaran sikap, nila-nilai, dan perilaku yang dibedakan sesuai dengan jenis kelamin, ras, umur, etnis, kemampuan fisik dan karakteristik relevan lainnya. Selain itu mengelola pekerja berilmu yaitu karyawan yang memiliki pengetahuan yang berharga bagi perusahaan dan juga pekerja pruh waktu yang mencakup karyawan kontrak independent, pekerja panggilan, pekerja sementara, pekerja sewaan atau kontrak, dan pekerja paruh waktu. Mengerjakan pekerjaan lain dari yang dikerjakan karyawan tetap atau purna waktu dalam organisasi. Tantangan lain dari mengelola sumber daya manusia yaitu adanya serikat buruh pekerja yaitu kelompok individu yang bekerja bersama untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu (upah yang lebih tinggi, pekerjaan yang lebih aman, dan lain-lain).

4.      Memotivasi dan Memimpin Karyawan
Semua organisasi menghadapi tantangan dasar dalam kontrak psikologis yaitu serangkaian pengharapan yang dimiliki oleh para karyawan sehubungan dengan apa yang akan mereka berikan ke organisasi (kontribusi) dan apa yang akan organisasi berikan ke keryawan (insentif). Perusahaan menginginkan nilai lebih dari karyawannya dan perusahaan harus memberikan perangsang yang tepat kepada karyawannya. Apabila kontrak psikologis diciptakan, dipertahanan dan dikelola secara efketif maka kontrak itu menyebabkan karyawan merasa puas dan termotivasi. Walaupun sebagian besar orang memiliki pemikiran umum mengenai apa kepuasan kerja itu, baik kepuasan kerja maupun semangat kerja yang tinggi sepertinya sukar sekali diraih ditempat kerja. Kepuasan kerja adalah tingkatan kenikmatan yang diterima orang dari melakukan pekerjaan mereka. Apabila orang menikmati pekerjaan mereka, mereka cukup puas, bila mereka tidak menikmati pekerjaan mereka, mereka kurang puas. Dengan demikian, karyawan yang puas cenderung memiliki semangat kerja yaitu keseluruhan sikap karyawan terhadap lingkungan kerja mereka yang tinggi. Semangat kerja mencerminkan sejauh mana mereka merasa bahwa kebutuhan mereka terpenuhi oleh pekerjaan mereka. Semangat kerja di tentukan oleh berbagi macam faktor yang meliputi kepuasan kerja dan kepuasan atas berbagai faktor seperti upah, tunjangan, rekan-rekan kerja, dan kesempatan mendapatkan promosi.
Walaupaun kepuasan kerja dan semangat kerja merupakan hal yang penting, memotivassi karyawan merupakan faktor yang bahakan lebih penting bagi keberhasilan perusahaan. Motivasi didefinisikan sebagai serangkaian kekuatan yang menyebabkan orang berperilaku dalam cara tertentu. Selama bertahun-tahuan banyak teori motivasi yang lahir untuk membahas motivasi karyawan sepeti (a) teori klasik yaitu teori yang menyatakan bahwa pekerja hanya termotivasi semata-mata karena uang, (b) teori perilaku lebih dikenal dengan efek Hawthorne yaitu kecenderungan meningkatnya produktivitas apabila para pekerja yakin mereka menerima perhatian khusus dari manajemen, dan (c) teori motivasi kontemporer dikenal dengan pendekatan model sumber daya manusia (X dan Y), hierarki kebutuhan, teori dua faktor, teori pengharapan (ekspektasi), dan teori keadilan.
Hal yang penting dalam strategi meningkatkan kepuasan dan semangat kerja dapat dilakukan dengan teori reinforcement / Modifikasi Perilaku. Modifikasi perilaku merupakan teori bahwa perilaku dapat didorong atau dikurangi dengan cara memberikan sarana berupa imbalan dan hukuman. Modifikasi perilaku digunakan ketika perusahan membayar imbalan per hasil yaitu ketika para pekerja dibayar per hasil atau per produk yang terselesaikan. Dalam strategi ini, imbalan mengacu ke semua hal positif yang didapatkan oleh orang-orang dari bekerja (gaji, pujian, promosi, kepastian kerja, dan lain-lain). Ketika pemberian imbalan dikaitkan langsung dengan kinerja, pemberian itu ebrlaku sebagai prositive renforcement (penguatan positif). Selain peningkatan hal positif juga dilakukan hukuman yang dirancang untuk mengubah perilaku dengan cara memberikan akibat yang tidak menyenangkan jika orang-orang gagal mengubah perilakunya menjadi perilaku yang diinginkan.
Manajemen berdasarkan tujuan merupakan sistem penepatan sasaran secara bersama-sama dari atas sampai bawah suatu organisasi. Sebagai tehnik untuk mengelola proses perencanaan, manajemen berdasarkan tujuan secara garis besar mengkhususkan diri dalam membantu para manajer mengimplementasikan dan melaksanakan rencana mereka. Setelah program disusun maka langkah pertamanya adalah menetapkan sasaran organisasi secara keseluruhan. Sasaran itu pulalah yang pada akhirnya akan dievaluasi untuk menentukan keberhasilan program tersebut. Menurut para ahli damapak motivsi merupakan keunggulan terbesar dari manajemen berdasarkan tujuan. Maka bila sistem manajemen berdsarakan tujuan diterapkan dengan benar, seharusnya karyawan meninggalkan pertemuan tidak hanya dengan pemahaman akan nilai sumbangan mereka, tetapijuga dengan imbalan yang adil atas kinerja mereka.
Manajemen partisipatif dan pemberdayaan merupakan metode meningkatkan kepuasan kerja dengan cara memberikan kesempatan kepada karyawan untuk member suara dalam manajemen pekerjaannya dan perusahaannya. Partisipasi dan pemebrdayaan membuat para karyawan merasa lebih berkomitmen terhadap sasaran organisasi, karena mereka sendirilah yang membantu membentuknya. Selain itu strategi meningkatkan kepuasan dan semangat kerja juga bisa dilakukan dengan manajemen tim.
Program manajemen berdasarkan tujuan dan pemberdayaan dapat berlaku di berbagai macam latar, sedangkan program pengayaan pekerjaan dan perancangan ulang pekerjaan umumnya dipakai untuk meningkatkan keputusan dalam pekerjaan yang tidak dimiliki oleh faktor motivasi. Pengayaan pekerjaan adalah metode peningkatan kepuasan kerja dengan cara menambah satu atau lebih faktor motivasi ke dalam kegiatan kerja. Sedangkan perancangan ulang pekerjaan merupakan metode peningkatan kepuasan kerja dengan cara merancang kecocokan yang lebih memuaskan antara pekerja dengan pekerjaannya.
Komponen penting dari fungsi manajer sebagai pengarah adalah kepemimpinan yaitu proses memotivasi orang lain untuk bekerja memenuhi tujuan tertentu. Teori kontemporer tentang kepemimpinan berfokus pada gaya manajerial yaitu pola perilaku yang diperagakan manajer ketika berhadapan dengan bawahan. Tiga gaya umum yang dilakukan oleh manajer yaitu:
a.       Gaya otokratis yaitu gaya manajerial di mana manajer biasanya memberikan perintah dan mengharapkan mereka dipatuhi tanpa ragu-ragu.
b.      Gaya demokratis yaitu gaya manajerial dimana manajer biasanya meminta masukan dari bawahan-bawahannya sebelum membuat keputusan, tetapi tetap memegang kekuatan akhir dalam pembuatan keputusan.
c.       Gaya wewenang penuh yaitu gaya manajerial dimana manajer biasanya berperan sebagai penasihat terhadap bawahan yang diperbolehkan membuat keputusan.
Akhir-akhir ini  manajer mulai menerapkan pendekatan kontingensi terhadap gaya manajerial, yaitu menerapkan perilaku manajerial yang tepat ketika bergantung pada elemen-elemen unik dalam situasi tersebut. Pendekatan ini mangakui kerumitan masalah manajerial dan mengakui bahwa orang dalam budaya berbeda mengharapkan hal-hal yang berbeda dari manajer mereka.

Sumber: Ringkasan Bagian 2 Memahami Dinamika Pengelolaan hal 154-244
Griffin,Ricky W;Ebert, Ronald J. Bisnis, Edisi Kedelapan, Jilid 1, Erlangga, Jakarta, 2006.